“Permasalahan yang terjadi di lapangan biasanya karena proses monitoring yang masih dilakukan secara manual, terutama saat pengukuran dan pencatatan. Ditambah lagi keterbatasan jumlah personel yang melakukan tugas monitoring. Penerapan Sistem IoT Monitoring, mampu mengatasi masalah tadi,” pungkasnya.
Sistem ini dijelaskan Syaiful memiliki 3 manfaat yakni pertama, efisiensi SDM karena mengurangi jumlah personil di lapangan. Kedua, termonitor secara real time 24 jam, ketiga, mempermudah evaluasi jaringan perpipaan di PDAM.
Syaiful berharap dengan penerapan sistem ini, bisa mengurangi tingkat kehilangan air sehingga masyarakat bisa terus menikmati layanan air bersih dari PDAM Intan Banjar. Saat ini, PDAM Intan Banjar memiliki total cakupan layanan sebesar 64,34 persen dari total penduduk dengan jumlah pelanggan sebanyak 87.239 jiwa.
“Kita harus melek IT, karena bisa membuat pekerjaan lebih efektif dan efesien. Harapannya, kuatitas dan kualitas pelayanan semakin baik lagi,” ujarnya.
Terpisah, Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani mengungkapkan bahwa diterimanya penghargaan ini akan menambah motivasi pemerintah Kota Banjarbaru dan PDAM Intan Banjar untuk terus mengembangkan dan memanfaatkan penggunaan Teknologi Informasi untuk memudahkan pelayanan publik.
Secara Nasional, Kota Banjarbaru telah dimasukkan dalam 100 kota menuju smart city. Saat ini pun Pemerintah Kota Banjarbaru menggunakan dan terus mengembangkan aplikasi berbasis IT dalam pelayanan publik. “Saat ini, masa transisi penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan publik,” ucapnya.
Nadjmi menambahkan, walaupun sebagian orang belum terbiasa dengan teknologi IT. Namun kita harus menyiapkan diri agar tidak ketinggalan dalam kemajuan dunia. Apalagi banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan pemanfaatan IT dalam pelayanan publik.(*)