Sektor-sektor yang berhubungan dengan kebutuhan pokok, seperti perdagangan mendominasi penyaluran kredit BRI di segmen kecil dan menengah ini, yang persentasenya mencapai 61 persen. Kemudian disusul sektor pertanian sampai dengan 12 persen. Lalu sektor padat karya industri perumahan serapannya mencapai 7 persen, dari total portofolio yang BRI salurkan selama periode Triwiulan I-2022 ini.
Di sisi lain jelasnya, daya tahan nasabah pinjaman di segmen kecil dan menengah kian menguat. Amam menyebut puncak masa sulit akibat krisis ekonomi terjadi pada Desember 2020 lalu. Saat itu sekitar 47,38 perawn portofolio kredit di segmen bisnis kecil dan menengah BRI, harus direstrukturisasi.
“Angka ini juga sudah mulai turun, terus turun drastis saat ini tinggal 36,19 persen. Ini juga menarik bahwa di Triwulan I-2022 saja, 7 ribu lebih nasabah kami yang sudah kembali pulih usahanya. Dan kembali mereka menunjukkan kemampuan membayar kredit yang telah menjadi kewajiban mereka, sesuai dengan bunga yang dimiliki,” bebernya.
Menurut Amam, capaian positif tersebut tak terlepas dari peran pemerintah yang langkah strategisnya tepat dalam menghadapi pandemi. Seperti stimulus ekonomi pemerintah terhadap pelaku UMKM, melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bahkan kebijakan relaksasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang memberikan keringanan bagi industri keuangan dan perbankan di masa pandemi.
Editor : Zepi Al Ayubi