Baru-baru ini Tapin meraih penghargaan satya lencana dan pemberi makanan tambahan terbaik. Capaian itu didapat setelah menurunnya angka stunting dari 33,5 persen menjadi 14,5 persen pada 2022 lalu.
Namun, hal itu tetap mengganjal. Lantaran menimbulkan pertanyaan, Metoda penelitian apa yang dipakai, berapa besar margin erornya hingga keabsahan data tersebut.
Menjawab hal itu Sekda Tapin mengintruksikan agar pendataan dilakukan kembali. Dilakukan pada tiap anak dan balita. Jangan lagi berdasarkan sampel.
“Harus by name. Sehingga penyebab stunting di Tapin dapat diketahui secara komprehensif dan kebijakan yang dibuat tepat sasaran,” ujarnya.
Meski demikian pengentasan stunting tetap terus digenjot. Bahkan pemkab menggelontorkan anggaran hingga 57 miliar rupiah pada tahun ini.
*Membangunan Kawasan Pendidikan dan Penelitian*
Kebijakan ini merupakan salah satu langkah memperbaiki tingkat pendidikan dan sumberdaya manusia hingga Tapin mencapai masa emasnya.
Untuk itu Perlu sarana pendidikan yang berkualitas. Ia pun merancang akan ada satu Kecamatan yang jadi pusat pendidikan. Tapin Selatan yang dipilih.
Program ini juga berhubungan dengan rendah dan lambatnya peningkatan rata-rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS) di Tapin. Apalagi Tapin masih di bawah rata-rata.
Sebagai langkah awal Pemkab sudah bekerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang. Isi kerjasamanya berkaitan dengan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan peningkatan SDM.
Pengembangan Pertanian Menjadi Industri Pertanian
Ini merupakan salah satu autput dari program sebelumnya. Pusat pendidikan dan penelitian bakal merancang sektor pertanian hingga menjadi industri pertanian.
Mampu menggenjot kualitas dan produktifitas pertanian “Hasil akhirnya meningkatkan ekonomi para petani,” ujar Sufiansyah.
Disamping itu yang tidak kalah penting dari kebijakan ini, diharapkan dapat menjadikan Tapin lumbung pangan daerah maupun nasional.
Pengembangan Prusda
Pemkab Tapin juga berencana berpartisipasi mengelola sumberdaya alam Tapin secara langsung lewat Perusda atau Perseroda.
Memanfaatkan potensi Tapin. Salah satunya di sektor tambang. Tidak menambang, tetapi manfaatkan hilirnya. Bisa penyewaan angkutan atau juga penyiraman jalan hauling. Termasuk bergerak di bidang pertanian.
Dengan menggali potensi daerah sendiri diharapkan Tapin mencapai kemandirian fiskal. Mampu membiayai sendiri kegiatan pemerintah daerah, tanpa tergantung bantuan dari luar, termasuk dari Pemerintah Pusat.
Seribu Embung dan Sumur Bor
Fenomena el nino yang berakibat Karhutla dan kekeringan beberapa waktu lalu rupanya dicermati betul oleh Pemkab Tapin.
Jika edisi kemarau tadi hanya membagikan sarana mesin pemadam portabel. Untuk mensiasati kejadian serupa di tahun-tahun mendatang dilahirkan lah program pembuatan embung dan sumur bor.
“Kita akan programnya seribu embung dan sumur bor yang berada di masing-masing desa dan kelurahan,” ungkap Sekda.
Pilot projek dalam pembuatan embung dan sumur bor ini juga sudah berjalan di Kecamatan Tapin Tengah, Desa Hiyung pada akhir tahun ini.
Kemudian, selain sebagai antisipasi Karhutla program ini juga memiliki banyak kemanfaatan. Diantaranya untuk menampung air guna mencegah banjir, pengairan pertanian dan sumber air baku.
Penulis: Sofyan