BANJARBARU, Poros Kalimantan – Melalui Webinar oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, Rabu (11/11/2020), menyinggung mengenai ekonomi Kalsel.
Bertemakan “Strategi dan Peluang dalam Pemulihan Ekonomi Regional Kalimantan Selatan”. Dibahas pula bagaimana menguatkan kembali pertumbuhan ekonomi saat pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui sendiri, bahwa untuk tahun ini, ekonomi Kalsel masih minus dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut pembicara dari BPS RI, yakni Sri Soelistyawati mengatakan, beberapa sektor memang ada yang tumbuh positif maupun negatif tahun ini. Salah satunya yang memiliki daya besar penunjang ekonomi di Kalsel adalah sektor pertanian.
“Untuk di Kalsel, pertanian yang share cukup besar di level nasional mengalami kontraksi di triwulan. Yang mana juga berdampak pada angka kontraksi lebih rendah dari angka nasional,” ungkapnya.
Secara nasional untuk perbandingan tahun ke tahun (year-on-year), Kalsel memang minus 4,68 persen. Sedangkan secara nasional, minus 3,49 persen. Sri juga menjelaskan bahwa meskipun ada tujuh sektor tahun ini yang dapat tumbuh positif, namun share ekonominya masih kecil dibandingkan rata-rata nasional.
Ia juga mengatakan bahwa perlu cara baru atau sebuah diversifikasi produk pangan. Agar juga perekonomian Kalsel tidak lagi terkontraksi ke depannya.
Kemudian, dampak pandemi sangat menghantam pelaku usaha. Menurut Kepala BPS Kalsel, Edy Mahmud memaparkan bahwa setidaknya 73,39 persen pendapatan dari usaha mikro, menengah hingga besar mengalami penurunan pendapatan.
“Hanya 23,39 persen yang pendapat tetap sama. Dan hanya 3,21 persen yang naik,” terangnya.
Ia menambahkan ada tiga sektor yang paling terdampak. Pertama tentu saja sektor akomodasi dan makan minum. Atau jasa perhotelan hingga tempat makan.
Sementara itu pembicara lain, yakni Guru Besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Profesor H. M. Handry Imansyah memberikan beberapa rekomendasi kebijakan spesifik untuk pemerintah daerah.