MARTAPURA, Poros Kalimantan – Sampah sering menjadi tanda kemiskinan, ketakpedulian, dan putus asa.
Tapi Bank Sampah Sekumpul membuatnya sama sekali beda. Sampah menjadi bernilai ekonomis.
Barangkali, ada baiknya kita mulai dengan mengenal asal-usul bank sampah terlebih dulu?
Pertama kali, konsep bank sampah di Indonesia muncul pada tahun 1988. Ia dikenalkan warga berslogan negara Berlian, Belgia, yaitu Thomas Van Der Bruggen. Terbersit saat ia mengunjungi Denpasar, Bali.
Thomas ingin pengelolaan sampah agar lebih efisien dan memberi dampak insentif kepada masyarakat.
Kemudian di tahun 2008, pemerintah Indonesia mulai mengintensifkan program bank sampah.
Pada tahun yang sama, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan program “Gerakan Nasional Pengelolaan Sampah” (GNPS).
Lantas, dari secuil wawasan tadi, apakah bank sampah yang tersebar di Indonesia juga punya jiwa berlian serupa Thomas?
Mari kembali ke laptop. Bank Sampah Sekumpul (BSS) sudah berdiri sejak tahun 2011, kemudian diresmikan setahun setelahnya.
BSS berada di Jalan Pendidikan, Gang Berkat Tawakal, Kelurahan Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar.
Direktur Bank Sampah Sekumpul saat ini dijabat Dewi Heldayati. Ia bergabung dari tahun 2020 silam.