Panennya bertahap. Jenis anggur berbeda-beda. Dari anggur hijau, ungu, yupiter, hingga minel. Jika ditotal, kira-kira 100 kg.
“Semua sudah berbuah, kecuali varian everest, gost-v, dan julian,” sebutnya.
Bagaimana modalnya? Ia mengakui lumayan besar. Sebut saja media tanam, bibit, pupuk, obat fungisida dan pengendali hama serta green house.
“Semuanya dijumlahkan mencapai Rp30 sampai 50 juta,” bebernya.
Berkebun anggur bukan perkara mudah. Makanya ia kerap sharing dengan sejumlah grup “Pengangguran”.
Untuk keamanan kebunnya, Riyanto memasang beberapa kamera pengawas atau CCTV. “Karena jenis buah ini harganya cukup tinggi, sehingga takut dicuri orang,” ujarnya.
Kini mari bertanya tentang profesi utamanya; sebagai guru? Riyanto mengaku akan pensiun di tahun 2029 nanti. Kebun anggur inilah menjadi bekal dirinya.
Ia sendiri punya prinsip hidup: “Hari ini adalah hari baik dalam menggunakan waktu untuk berbuat baik dan menyongsong hari esok yang lebih baik.”
Reporter : Tung
Editör : Musa Bastara