PELAIHARI, Poros Kalimantan – Hari ini, 7 September, memperingati 18 tahun matinya salah satu aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalib. Ia meninggal dunia di usia 39 tahun.
Jika mengenal Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), tak afdol kalau tak mengenal Munir. Sosok yang telah membentuk organisasi nirlaba di bidang advokasi HAM tersebut.
Matinya Munir lumayan tragis. Ia tengah dalam perjalanan pesawat dari Jakarta ke Belanda, saat ia mati diracun. Minuman jus jeruknya dicampur dengan racun arsenik yang mematikan. Berikut kronologinya:
7 September 2004
Pesawat sedang transit di bandara Changi Singapura, saat take off kembali menuju ke Amsterdam. Kala itu ia mengeluh sakit perut.
Awalnya ia diduga sakit dan sempat ditolong penumpang yang juga seorang dokter. Ia kemudian dipindahkan ke sebelah bangku dokter guna perawatan pertama.
Di atas ketinggian 40.000 kaki negara Rumania, sekitar jam 08.10 waktu setempat, Munir mengembuskan napas terakhirnya.
Saat landing di Belanda, aturan yang berlaku semua penumpang dilarang turun sebelum pemeriksaan di lakukan. Sedangkan jenazah Munir dilakujan otopsi guna mencari tahu penyebab kematiannya.
November 2004