Terkait hitung-hitungan investasi, itu juga bervariasi tergantung dari kelas pembangkitnya, teknologi yang digunakan, hingga kapasitas PLTN tersebut.
“Ada pihak yang menyampaikan ke kami, listriknya ini cukup menarik dari sisi harga. Misalkan di angka USD 9-10 cent per kWh. Ada juga yang menyampaikan angkanya di bawah USD 7 cent, atau USD 7 cent lah,” papar Dadan.
Menurutnya, seluruh kajian tersebut kini sudah sampai ke pemerintah. Dari segi pengenaan harga tersebut pun disebutnya sudah cukup menarik.
“Tapi sesuai regulasi pemerintah, bahwa kebijakan ini adalah memastikan secara teknologi harus yang proven dan ada contoh secara komersialnya,” pungkasnya.
Sumber: merdeka/liputan6/bbs
Editor: Ananda Perdana Anwar