“Sejak 2021 silam kita mengelola dan melanjutkan PASS ini dengan mengubah namanya menjadi pass konveksi secara mandiri, namun secara narasi dan kegiatan tetap sama,’’ ujar Herman Fauzi saat ditemui, Rabu (15/11/2023).
Bahkan, lanjut jemaah Majelis Ta’lim Nurul Muhibbin ini, pihaknya juga melakukan pengembangan seperti menambah peralatan seperti mesin jahit berskala produksi, mesin bordir dan lainnya dengan tujuan usaha pass konveksi bisa tetap berjalan sesuai kebutuhan.
Selain itu, menurut dia, bukan hanya santri pihaknya juga membuka pendaftaran pelatihan menjahit dan keterampilan konveksi lainnya bagi warga sekitar Ponpes, dengan tujuan pemberdayaan ekonomi warga sekitar juga bisa tumbuh berkembang.
“Untuk peserta pelatihan saat ini memang kami prioritas santri yang asal domisilinya Kabupaten Balangan, agar kedepan sektor ekonomi bidang jasa khususnya konveksi di Balangan bisa terus tumbuh berkembang dan berdaya saing dengan daerah lain,’’ harapnya.
Herman Fauzi merunut, jika sejak Program Adaro Santri Sejahtera digulirkan sudah puluhan santri ikut serta menjadi peserta program ini, bahkan diantaranya sudah banyak yang menjalankan usahanya secara mandiri dan kini besar.
“Sejak 2021 hingga sekarang sedikitnya kita sudah mencetak 25 orang, sebagian besar diantaranya berdikari dalam menjalankan usaha menjahitnya. Bahkan salahnya, kini tengah menjalankan program yang sama seperti ini di salah satu Ponpes di Kalimantan Timur,’’ bebernya.
Jika jika kita mengorek masa lalu, maka eksistensi pass konveksi saat ini adalah keberhasilan dari Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) yang dijalankan oleh PT Adaro Energy di Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Balangan.
Dimana pelaksanaan PASS ini tersebut, ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Presiden Direktur PT Adaro Energy, Garibaldi ‘Boy’ Thohir bersama Abah Guru Haji Muhammad Bakhiet yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim Nurul Muhibbin Balangan.
PASS sendiri, merupakan salah satu program yang digagas oleh PT Adaro Indonesia dengan tujuan untuk menciptakan santri pesantren dengan kemampuan wirausaha khususnya dalam bidang ekonomi.
Program yang berjalan sejak awal tahun 2017 ini, dimulai dengan bantuan dana sebesar Rp 420 juta untuk 2 periode program yang meliputi pelatihan kewirausahaan, modal usaha, pembelian alat, serta pemasaran.
Dalam program ini, para santri diberikan kendali penuh atas ragam usaha yang akan dijalankan. Sejak pelatihan awal, telah dipetakan jenis usaha yang sesuai dengan kondisi daerah dan minat santri. Akhirnya, jenis usaha mengerucut ke dalam empat bidang: tanaman hidroponik, kain sasirangan, perikanan, dan makanan ringan.
Reporter : Fahrul Razi
Editör : Musa Bastara