![]() |
AKAN DIBENAHI – Pasar Tradisional Tapin akan diberi Dinas Perdagangan Tapin. |
RANTAU, Poros Kalimantan – Tata kelola ketertiban dua pasar tradisional, pasar Raya Rantau dan pasar Kraton di Tapin akan dibenahi Dinas Perdagangan.
Hal ini diakui Kepala Bidang Stabilitas dan Sarana Distribusi Perdagangan Arie Wijaya. Dia mengakui dua pasar tradisional di Tapin ini kondisinya memang kurang teratur. Mulai dari segi tata letak lapak pedagang dan lainnya.
“Semrawutan dan tidak teratur. Pedagang yang bercampur seperti pedagang ikan bercampur dengan pedagang baju,” ujarnya.

Wijaya menjelaskan, pihaknya sudah merencanakan melakukan pengaturan lapak pedagang, untuk mengatasi kesemrawutan tesebut. dirinya merasa mengatur pedagang pada masa pandemi Covid-19 akan menimbulkan kesalah pahaman.
“Mengatur pedagang asanya kurang etis dimasa Covid-19 ini, ditakutkan akan menimbulkan kesalahpahaman pedagang. Nanti kami atur setelah Pandemi Covid-19, kami akan kerja sama dengan Satpol PP dan Dinas Perhubungan,” bebernya.
Terkait kedisiplinan pedagang di Pasar Tradisional, pihak Dinas Perdagangan juga telah melakukan imbauan. Mulai dari pembatasan jarak lapak dan membagikan ribuan Alat Pelindung Diri berupa masker bagi para pengunjung dan pedagang.
“Respon pedagang bagus, cuma dalam hal ini kami sudah memberikan batasan batas lapak pedagang. Tapi pelaksanaan di lapangan kembali ke pedagang itu sendiri,” tambahnya.
![]() |
BERI KETERANGAN – Kepala Dinas Perdagangan HM Arifin Noor memberi keterangan kepada Poros Kalimantan. |
Menambahkan, Kepala Dinas Perdagangan HM Arifin Noor, ada beberapa pedagang yang kurang disiplin menjalankan protokol kesehatan Covid-19 dengan berbagai alasan.
“Jawaban mereka simpel, lupa bawa masker, jatuh, hilang dan minta kembali dengan petugas,” terangnya.
Arifin menegaskan, pihaknya dan dinas terkait lain telah membagikan ribuan masker di dua pasar tradisional dengan jumlah cukup besar, melebihi jumlah pedagang di pasar. Hal ini guna membangun kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat.
“Jumlah yang dibagi sekitar 2.000, belum lagi dari organisasi lain seperti PKK, KNPI dan lainnya. Kami ingin membangun kesadaran semua orang,” ujarnya
Kedepan, pihaknya berencana menerapkan sistem satu pintu. Agar bisa mengontrol semua orang yang masuk dan berbelanja di pasar.(sry/zai)
