YOGYAKARTA, Poros Kalimantan – Upaya Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam mendorong pelaku UMKM bisa naik kelas terus dilakukan. Salah satunya melalui kehadiran Rumah BUMN yang dikelola di berbagai wilayah Indonesia. Keberadaan Rumah BUMN dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk bisa mengembangkan bisnis serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha.
Salah satunya adalah Rumah BUMN BRI di Yogyakarta, yang sudah berdiri sejak 2017. Tercatat sudah ada puluhan ribu pelaku UMKM yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan.
Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta, S Condro Rini mengatakan, pihaknya menyadari UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang salah satunya lewat Rumah BUMN, merupakan pekerjaan besar dan mulia.
Menurut Condro, saat ini ada sekitar 46.700 pelaku UMKM yang terdaftar di Rumah BUMN Yogyakarta, atau lebih dikenal dengan RUBY. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.500 pelaku UMKM merupakan anggota aktif. Dirinya dan tim merasa sangat bangga membantu pelaku UMKM melalui Rumah BUMN yang berada di bawah supervisi BRI ini.
“Jadi salah satu kebahagiaan juga buat saya pribadi. Ketika nanti dapat laporan dari UMKM mereka dapat undangan pameran dari mana-mana. Dan kami tahu kalau UMKM tersebut merupakan UMKM binaan RUBY. Rumah BUMN dengan supervisi BRI itu menjadi percontohan untuk Rumah BUMN yang disupervisi BUMN lainnya, karena BRI memang yang paling nyata dekat dengan UMKM,” ujarnya.
Condro menjelaskan, bertugas di RUBY sejak 2019 dan diangkat menjadi koordinator pada 2021. RUBY mewadahi dan memfasilitasi UMKM agar naik kelas. Pelaku UMKM didorong mengikuti program upgrade skills yang disesuaikan dengan kebutuhan.
“Contohnya saat pandemi, pelaku UMKM dipaksa untuk melakukan digitalisasi. Penjualan harus online dan menarik saat dipasarkan secara daring. RUBY kasih pelatihan dan workshop. Pelaku UMKM terlihat naik kelas, ketika sebelum pandemi sebagian besar masih berjualan secara tradisional, kemudian upgrade skill mereka agar bisa memasarkan secara digital,” lanjutnya.
RUBY menurut Condro, menjalankan 4 proses pemberdayaan pelaku UMKM. Pertama go modern, di mana pelatihan dan pendampingan dilakukan terkait proses membuat brand, branding, pengemasan, standardisasi produk, hingga manajemen bisnis dan akuntansi sederhana.
Kemudian go digital yang dalam proses ini pelatihan dan pendampingan dilakukan terkait digitalisasi dasar, aplikasi digital hingga sosial media dasar. Proses ketiga adalah go online, yang dalam prosesnya pelaku UMKM mendapatkan pelatihan dan pendampingan terkait social media ads, marketplace, hingga pembuatan website dan konten digital. Terakhir adalah go global dimana UMKM didorong siap ekspor.