PELAIHARI, Poros Kalimantan – Nakes di Rumah Sakit H Boejasin (RSHB) Pelaihari ini patut diacungi jempol. Ia adalah Laila Kurniati. Baru-baru ini ia menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI.
Penghargaan diserahkan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Jakarta.
Ratusan nakes lain di seluruh daerah tercatat dalam kandidat penghargaan ini. Laila sendiri di kategori petugas gizi.
Laila menuturkan tahapannya. Kata dia, penghargaan ini diraih bukan karena menciptakan aplikasi. Tapi bagaimana ia menekankan inovasi strategi pelayanan pro aktif berupa rujukan wajib gizi di RSHB Pelaihari.
“Artinya, merangkul nakes lain agar melakukan rujukan gizi, seperti stunting, under wasting (gizi kurang), dan gizi buruk,” jelasnya, Selasa (5/9).
Ia mengaku sempat patah arang. Tapi karena dorongan semangat dari teman-temannya, ia mengikuti hingga ke seleksi nasional.
Laila mengajukan inovasi pencegahan stunting melalui metode Simaling Taubat, atau edukasi informasi dan konseling gizi serta pemantauan status gizi bayi berat Bbadan lahir rendah.
“Bayi yang lahir dengan berat badan 2.500 gram, itu sudah terindikasi stunting,” tambahnya.