BANJARBARU, Poros Kalimantan – Cerita heroik tentu tak hanya ada di komik atau buku. Riyanto, misalnya. Pria kelahiran 1975 ini menyelamatkan ratusan jemaat gereja di Mojokerto.
Uniknya, ia tak beragama Kristen. Bahkan ia anggota Banser Nahdatul Ulama. Ini boleh jadi contoh pluralitas di Indonesia.
Malang, ia meninggal dunia lantaran terkena ledakan saat menyelamatkan jemaah Gereja Eben Haezer dari percobaan pemboman.
Peristiwa terjadi 24 Desember 2000. Sore harinya, di hari ke-28 Ramadan itu, Riyanto pamit kepada sang ibu. Ia diminta mengawal gereja bersama sejumlah anggota Banser lain.
Ia bilang ke ibunya, tak akan pulang ke rumah, sebab berencana itikaf di masjid selepas tugas menjaga gereja.
Ia berbuka puasa di gereja tersebut. Pada pukul 19.45, seorang jemaah kebaktian melihat tas mencurigakan tergeletak di bawah telepon umum depan gereja.
Riyanto membawa tas tersebut ke seorang polisi yang bertugas. Saat diperiksa, isinya bom!