Kepala Seksi Pemanfaata Hutan KPH Kayu Tangi, Rahman. |
MARTAPURA, Poros Kalimantan – Kebutuhan bahan disinfektan kini sangatlah diperlukan. Bahkan di beberapa tempat terjadi kenaikan harga untuk disinfektan. Faktor semakin maraknya penyemprotan disinfektan atau disinfeksasi di setiap daerah juga alasan kenapa di swalayan dan toko yang menjualnya mematok harga yang lebih tinggi dari biasanya.
Disinfektan ternyata tak hanya bisa didapatkan di toko atau pasar. Pemerintah Kalsel, dalam hal ini Dishut Kalsel kini juga memproduksi disinfektan. Bagian produsi dipegang oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kayu Tangi yang bertempat di Martapura.
“Sebelum wabah ini menyerang, dari kita sebenarnya sudah ada alat untuk memproduksi namun belum sepenuhnya beroperasi. Baru sekarang produksi disinfektan mulai dilakukan,” ucap Rahman, Kepala Seksi Pemanfaata Hutan KPH Kayu Tangi.
Disinfektan alami ini sebelumnya sudah mulai didistribusikan ke pemerintah Kabupaten dan Kota di Kalsel. Selain itu, siapapun boleh meminta disinfektan yang diproduksi ini. “Siapa saja boleh, yang penting ajukan dengan surat permohonan ke kantor KPH,” terangnya.
Setiap harinya, bisa sampai 10-20 liter yang dapat diproduksi oleh KPH Kayu Tangi. Sementara itu, menurut penuturan Rahman, hingga kini sudah banyak yang meminta disinfektan dan jumlahnya sudah lebih dari 1300 liter. “Ada dari kelurahan, RT dan RW setempat, juga dari beberapa instansi,” pungkasnya.
Disinfektan alami atau nabati ini juga cukup aman digunakan karena berasal dari bahan alami yaitu pembakaran cangkang sawit dan tempurung kelapa yang mana asapnya nanti diproses untuk dijadikan cairan disinfektan. (BK-04)