“Kami hanya diberi kesempatan mebacakan satu kali pernyataan sikap. Padahal kami ingin membuka mimbar bebas dulu di lobi kantor bupati. Harapan besar kami adalah, Bupati bisa menemui kami sebagai rakyatnya secara langsung di luar dan duduk bersama berdiskusi,” imbuh Arbani.
Sebab ada desakan dari pihak aparat keamanan untuk beraudien di dalam ruangan, kata dia, massa berusaha kooperatif walaupun sedikit kecewa. Saat audiensi, massa ditemui oleh Sekda HST Ir H Faried Fakhmansyah lantaran Bupati HST tidak bisa berhadir karena sedang sakit.
“Sementara pak Wabup tidak bisa berhadir alasannya, kata pak Sekda karena ada agenda lain. Kami menyampaikan dua tuntutan,” terangnya.
Lebih lanjut, Sekda HST menerima tuntutan mahasiswa. Namun, Arbani menyayangkan Sekda HST enggan menandatangi surat pernyataan dari mereka.
“Alasannya ditakutkan nantinya ada salah penafsiran redaksi kata dalam pernyataan kami siap itu. Sebenarnya, kami hanya ingin ada bukti fisik bahwa beliau memang menerima tuntutan kami tersebut. Tapi sayangnya beliau tidak mau. Kami menyayangkan hal ini,” ucap Arbani.
Kendati demikian, ke depan massa tetap mengawal tuntutan yang disampaikan, terutama yang berkaitan dengan pemulihan pasca banjir.
“Apabila tidak ada perkemabangan di lapangan, maka tidak menutup kemungkinan mahasiswa akan menggelar aksi serupa dengan massa yang lebih banyak,” pungkas Arbani.
Penulis: Devi Erliani
Redaktur: Ananda Perdana Anwar