Diakuinya, perlu peran milenial menginisiasi sektor pertanian nasional. Dimana, harapannya milenial tidak hanya sebagai petani, tapi mereka mampu berperan menjadi key player sebagai aggregator, off taker, bahkan sebagai CEO korporasi-korporasi petani yang ada di daerahnya masing-masing.
“Milenial harus menginspirasi entitas pertanian. Agar melakukan perubahan cara, tools teknik, metode dalam ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir menggunakan smart farming,” bebernya.
Ia berharap, emoga nantinya dengan program BNI Millenial Smart farming akan semakin banyak para petani muda yang terjun ke sektor pertanian. Sehingga dapat mewujudkan kedaulatan pangan nasional, serta meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
Untuk diketahui, Smart farming merupakan pertanian dengan ciri pemanfaatan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain dan big data analitik untuk menghasilkan produk unggul, presisi, efisien, dan berkelanjutan.
Penerapan aplikasi dan teknologi pertanian sangat penting untuk menghubungkan petani dengan mitra lainnya seperti, offtaker, koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BumDes).
Editor : Zepi Al Ayubi