MAHASISWA – Biasanya mahasiswa pulang kampung ketika menjelang lebaran, namun tidak semua disaat masa pandemi. |
BANJARBARU, Poros Kalimantan – Sebelum pandemi Virus Corona (Covid-19), biasanya Perguruan Tinggi akan mulai meliburkan mahasiswanya jelang lebaran ataupun pergantian semester. Tapi tahun ini sangat jauh berbeda, dampak Covid-19 membuat mahasiswa terutama dari luar daerah Banjarbaru, merasakan pengalaman baru.
Himbauan hingga aturan agar tidak pulang kampung menjadi faktor penghambat mahasiswa rantau tetap tinggal di Banjarbaru. Salah satunya adalah Abdurrahman, mahasiswa pertanian ULM asal Barabai, Hulu Sungai Tengah.
“Sebenarnya saya juga ingin pulang, tapi dipikir-pikir bagaimana jika pas Banjarbaru PSBB mulai diterapkan. Malah saya yang tidak bisa masuk kembali ke kesini,” terangnya.
Selain itu, ia juga sedang menjalankan penelitian, yang jika ditinggalkan nantinya malah bisa gagal dan mengulang lagi dari awal.
Lain lagi dengan Teti, mahasiswa asal Medan ini masih tetap tinggal di Banjarbaru, walaupun larangan penerbangan di bandara sudah dicabut. Selain memang ia sudah dapat pekerjaan sampingan di Banjarbaru, ia juga merasa tidak terlalu urgent untuk sekarang pulang kampung dan lebih baik menaati pemerintah.
“KTM juga masih tertahan di Kampus karena bekas minjam buku. Kan katanya kalau bepergian khusus mahasiswa perlu identitas seperti KTM,” ungkapnya kepada Poros Kalimantan, Minggu (10/5) siang.
Semua Perguruan Tinggi juga sudah mengganti kuliah tatap muka dengan online dan sudah memasuki ujian semester pada pekan-pekan ini. Tapi bagi mereka yang tidak bisa pulang, selain karena tidak kuasa meninggalkan penelitian, aturan untuk tidak mudik juga menjadi pertimbangan.(why/zai)