BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Sejak terjadi kelangkaan minyak goreng akhir-akhir ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Banjarmasin intens menggelar operasi pasar. Seperti, Selasa (15/3/2022) pagi.
Kali ini bertempat di halaman kantor Disperdagin Banjarmasin. Yang disediakan adalah minyak goreng dan gula pasir.
“Ini sudah ke 18 kalinya. Kami sediakan 3.204 liter minyak goreng dengan harga Rp13.500 per liter. Juga ada gula pasir kami sediakan 1 ton, dengan harga jual Rp12.800 per kilogram,” ucap Kepala Disperdagin Banjarmasin, Ichrom Muftezar.
Lantas, adakah pengaruhnya dengan kelangkaan minyak goreng? Terkait hal itu, Tezar menyebut bahwa pelaksanaan operasi pasar hanyalah bentuk penanganan jangka pendek. Jangka panjangnua, diperlukan intervensi dari pemerintah pusat.
“Sementara ini pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan sistem subsidi. Kemudian dihilangkan, diganti dengan DMO CPO dari 20 persen naik jadi 30 persen dari total ekspor. Yang diekspor ke luar, 30 persennya dialokasikan ke dalam negeri,” jelasnya.
Ia pun berharap ke depan ada kebijakan baru lagi. Yang bisa menjadikan minyak tidak dalam kondisi langka.
Lebih jauh, Tezar menjelaskan. Bahwa tujuan digelarnya operasi pasar untuk stabilisasi harga yang saat ini diakuinya belum sesuai ketentuan.
“Kami masih mendapati pedagang di pasar rakyat yang menjual dengan harga di atas ketentuan. Dari Rp16.000 sampai Rp18.000 per liter,” ungkapnya.