Dijelaskannya, dari sisi sebaran KUR juga meningkat, pada tahun 2019 jangkauan sebaran KUR mencapai 5,4 orang dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI. Lalu pada tahun 2021 meningkat signifikan menjadi rata-rata sebanyak 8,7 dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI.
“Segmen Mikro BRI di tahun 2022 masih akan menjadi driver pertumbuhan pinjaman BRI. Alokasi KUR, pengembangan Ultra Mikro dan menjaga pertumbuhan Kupedes akan menjadi kunci pertumbuhan segmen Mikro. Secara konsolidasian, hingga akhir September 2021, penyaluran kredit BRI tercatat mencapai Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen year on year (yoy),” bebernya.
Salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit BRI akunya, yakni penyaluran kredit mikro yang mencapai Rp 464,66 triliun pada akhir September 2021, atau tumbuh 41,32 persen yoy. Hal ini menjadikan proporsi kredit mikro BRI mencapai 45,27 persen dari seluruh total kredit BRI.
Selain itu Supari juga mengungkapkan, dalam penyaluran kredit, BRI telah memiliki business process yang optimal dan sistem yang efisien. Sehingga hal ini mendukung upaya BRI dalam penyaluran kredit di segmen Mikro, termasuk KUR.
“Efisiensi penyaluran kredit didapatkan BRI melalui digitalisasi, dengan pemanfaatan resources kapabilitas IT dan business model yang sudah teruji saat ini. BRI mampu menjaga bottom line yang solid atau return yang optimal,” pungkasnya.
Editor : Zepi Al Ayubi