Bukan hanya itu, kata Dede, seharusnya Bobby yang memimpin satu kota seharusnya menjadi pemimpin semua warganya tanpa ada pengecualian. Pernyataan dari wali kota Medan itu juga dinilai hanya mencari suara dukungan dan simpati publik dengan memilih isu LGBTQI+. ”Tidak mengerti LGBT pokoknya dianggap sebagai sesuatu yang harus ditakuti dan dibenci,” katanya. Seperti diketahui, Bobby mendadak mengeluarkan pernyataan yang berkaitan dengan LGBTQI+ saat perayaan malam tahun baru di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (1/1) kemarin. Saat itu, Bobby menyatakan Kota Medan anti terhadap perilaku kelompok LGBTQI+.
Sepanjang saya jalan dari kantor wali kota Medan sampai sini. Saya lihat kok yang cowok sama cowok. Tidak ada ya. Kota Medan tidak ada LGBT. Kita anti LGBT,” katanya. Namun, esoknya Bobby menyatakan hanya bercanda saat menyampaikan melihat pasangan sesama jenis ketika perayaan malam tahun baru di Kota Medan. Kendati demikian, Bobby tetap menolak perilaku LGBTQI+ di Kota Medan. “(Tapi) enggak bagus juga, cowok-cewek bukan mahram berpelukan di depan umum. Maksud saya jelaskan juga ingin menyampaikan tidak ada LGBT. Jadi saya menyampaikan kalau cewek dan cowok enggak boleh berpelukan di depan umum. Jangan pula cowok sama cowok berpelukan dan ciuman,” ucapnya, Senin (2/1). []
Sumber: voaindonesia