BANJARBARU, Poros Kalimantan – Geopark Meratus terus berjuang untuk diakui UNESCO. Tidak heran, Pemprov Kalsel berupaya agar citranya tetap bersolek.
Salah satu caranya dengan memanfaatkan masyarakat lokal setempat. Beberapa waktu lalu, ada pelatihan pembuatan kain sasirangan eco print.
Lainnya, para pelaku usaha dodol Kandangan diajak belajar ke Garut. Tujuannya, untuk mengetahui cara pengolahan dodol yang representatif.
“Mereka juga dilatih bagaimana cashflow usaha mereka dan memasarkannya,” kata Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana.
Selain itu, ada pelatihan membuat kerajinan bambu untuk kemasan dodol. Di Desa Lumpangi, Loksado, Hulu Sungai Selatan. Dikenal sebagai daerah penghasil bambu.
Hanifah bilang, dengan adanya pelatihan ini, oleh-oleh yang dihasilkan warga setempat akan lebih representatif. Hal ini akan berdampak pada penjualannya.
“Banyak hal yang sedang kami dorong untuk ini,” ujarnya.
Menurut Hanifah, pihaknya serius membangun ekonomi di level tapak. “Pak gubernur optimis. Kita harus menjawab tantangan ini secara bersama-sama,” tegasnya.