Langkah ini sejalan visi BSI untuk meningkatkan kontribusi terhadap pemulihan perekonomian nasional pasca pandemi dan juga menjadi salah satu pemain utama dalam industri syariah global.
Berdasarkan data terakhir, pada kuartal I/2022 BSI berhasil menunjukan kinerja baik dengan membukukan laba bersih sebesar Rp987,65 miliar, tumbuh 33,18 persen yoy. Sementara itu aset BRIS juga mengalami pertumbuhan sebesar 15,73 persen yoy menjadi Rp271,29 triliun.
Hingga Maret, BSI menempati peringkat ketujuh bank dengan aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit atau pembiayaan terbesar di Tanah Air, yang masing-masing mencapai Rp251 triliun, Rp219 triliun serta Rp163 triliun.
Pertumbuhan laba BSI ditopang oleh kenaikan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp3,82 triliun dan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh BSI. Dari sisi aset, pada kuartal I/2022 BSI mengalami pertumbuhan aset sebesar 15,73 persen yoy menjadi Rp271,29 triliun, dengan penyaluran pembiayaan yang tumbuh 11,59 persen yoy mencapai Rp177,51 triliun.
Pertumbuhan dibarengi dengan kualitas aset yang membaik, ditandai dengan penurunan NPF (non performing financing) net menjadi 0,90 persen dan NPF gross menjadi sebesar 2,91 persen di Maret 2022.
Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai mencapai Rp238,53 triliun atau tumbuh sebesar 16,07 persen yoy. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp100,73 triliun berasal dari tabungan atau tumbuh 15,48 persen yoy.
Selain kinerja yang cemerlang, seperti diketahui, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga berhasil menjadi penghuni baru indeks LQ45 untuk periode Agustus 2022 – Januari 2023. Pada jeda perdagangan Senin (15/8) saham BRIS berhasil mencapai level Rp1.545. Dengan level harga ini kapitalisasi pasar BRIS mencapai Rp62,91 triliun. (Abi)