Sementara itu, Ketua Tim Satgas Bencana Nasional BUMN yang juga Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto menambahkan, berdasarkan data BNPB pada 2021,Indonesia dilanda 3.078 bencana. Baik berupa kebakaran hutan, kekeringan, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrim, gelombang pasang hingga abrasi.
“Hal itu berdampak pada korban meninggal sebanyak 665 jiwa dan 8 juta lebih korban terdampak, tersebar dari Sabang sampai Merauke,” bebernya.
Diterangkannya, partisipasi semua BUMN memudahkan koordinasi dan manajemen tanggap bencana. Oleh karena itu, Aestika berharap ke depan bisa lebih baik lagi, dengan sistem tanggap bencana yang lebih terintegrasi.
Dia pun merinci, alur koordinasi Satgas Bencana Nasional BUMN selama ini. Yaitu ketika terjadi bencana di seluruh wilayah Indonesia, koordinator wilayah mengkoordinasi apa yang menjadi tugas di masing-masing wilayah tersebut. Kemudian satgas di tingkat kabupaten atau kota, melakukan koordinasi dengan seluruh BUMN dan instansi terkait bencana di wilayah masing-masing.
“Relawan kami tanpa menunggu perintah langsung turun kelapangan. Hal ini diapresiasi besar oleh Pak Menteri, terkait tanggap bencana Gunung Semeru. Jadi masing-masing BUMN ternyata mempunyai relawan, itulah ujung tombak. Cari apa yang kami bisa tolong, apa yang bisa dibantu, apa yang bisa kita support,” jelasnya.
Alur koordinasi tersebut lanjutnya, akan terus berlangsung pasca bencana, untuk melaporkan pemetaan dampak dan tindak lanjut penanganan. Dia pun merinci BUMN yang menjadi koordinator di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Selain BRI, ada pula BNI, BTN, Bank Mandiri, Pegadaian, Pertamina, PLN, Telkom, PUSRI, Antam, Bukit Asam, Inalum, Timah, Semen Indonesia Group, Pupuk Iskandar Muda, Petrokimia Gresik, Jasa Marga, Pelindo, Angkasa Pura II, TWC, ITDC, JIEP, Kereta Api, dan kemudian ada KIMA.
“Inilah koordinator wilayah di bawah satgas bencana, yang selama ini sudah berkoodirnasi dengan sangat baik, tersebar dari Aceh hingga Papua,” ungkapnya.
Menambahkan, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Mahendra Sinulingga menambahkan, pada tahun ini Satgas Bencana Nasional BUMN perlu membuat dan memperkuat manajemen sistem informasi bencana. Dengan demikian, lanjut Arya, diharapkan penanganan bantuan lebih sistematis dan semakin terukur.
“Sistem informasi manajemen bencana perlu dibuat tahun ini, jenis bantuan sesuai kebutuhan korban bencana, tidak tumpang tindih dalam menyalurkan dan bantuannya menjadi lebih sistematis,” pungkasnya.
Editor : Zepi Al Ayubi