MARTAPURA, Poros Kalimantan – Kerupuk merupakan makanan ringan yang digemari semua orang. Selain harganya yang ekonomis, kerupuk pun bisa menjadi teman makan,sebagai lauk misalnya.
Bahkan, sebagian orang ada yang merasa saat makan belum nikmat tanpa adanya kerupuk. Salah satu kerupuk yang banyak disukai adalah kerupuk ikan.
Kerupuk ikan kaya akan protein, berbahan ikan, dan pembuatannya pun relatif mudah. Tidak perlu banyak modal.
Bisnis olahan kerupuk ikan pun telah dilakoni pelaku Usaha Mikro Kecil (UKM), yakni Hasanah (60) hingga bertahun-tahun. Warga asal desa Melayu Ulu, Martapura Timur, Kabupaten Banjar ini dibantu bersama sang suami yakni Tarmiji (75).
“Kira-kira saya bersama suami sudah menjalankan bisnis usaha produksi kerupuk ikan mentah ini selama 10 tahun,” kata Hasanah kepada Poros Kalimantan, saat dijumpai di rumahnya, pada Rabu, (18/11) siang.
Hasil produksi kerupuk ikan yang ia olah ini ada dua macam, yakni kerupuk ikan haruan dan ikan pipih.
Dalam segi pasarannya, Hasanah mengakui awalnya mengalami kesulitan memasarkan produksi usahanya ini. “Maklum, Desa Melayu Ulu merupakan sentra kerupuk,” ujarnya.
Selain dirinya, sudah ada sejumlah usaha kerupuk. Bahkan, bisa dikatakan usaha kerupuk sudah menjamur di wilayahnya. Beberapa di antara pesaingnya telah memiliki permodalan yang cukup besar.
Namun, hal itu tidak membuat Hasanah patah semangat. Dengan ketekunan dan keuletannya mengelola bisnis kecil-kecilan ini, hasil produksinya mulai diminati konsumen.
“Karena ini produksi rumahan, biasanya pembeli yang datang langsung kesini. Ada yang dari Banjarbaru, Sekumpul Martapura, Amuntai sampai Palangkaraya. Setiap pembeli biasanya memesan 50 sampai 100 bungkus kerupuk ikan mentah,” ungkapnya.