Mimik dan gerak agar ekspresi yang ditampilkan menyampaikan makna yang diinginkan kepada penonton adalah nilai jual pantomim. Karena itulah menurut Dadan, salah seorang mime dari Sanggar At-Ta’dib Fakultas Tarbiyah UIN Antasari, menjelaskan bahwa perlu latihan khusus fisik yang cukup.
“Pantomim itu bagaimana kita mengekspresikan gerak hingga mimik dan dituturkan tanpa suara. Namun semua mengerti maksud kita,” jelasnya yang sudah memulai pantomim dari bangku Madrasah Tsanawiyah ini.
Serupa dengan Dadan, Dita teman satu sanggarnya menjelaskan bagaimana pantomim lebih menggerakan fisik. Apalagi menurutnya dengan melakukan gerakan tanpa vokal, membuat tenaga lebih dibutuhkan.
“Pantomim itu gerakannya ritmis tapi gak alay,” jelasnya. Dengan beragam hal yang bisa dikomunikasikan lewat pantomim, Dita mengatakan seni lain dapat pula berkolaborasi. Seperti puisi misalkan. Satu penyair akan membaca puisi, sementara itu mime akan mengekspresikan makna diksinya lewat gerakan.
Dalam kesunyiaan terdapat pemaknaan mendalam. Kira seperti itulah pantomim menuturkan kalimatnya kepada dunia. Sang legenda, Marcel Marceau mengatakan dalam sebuah acara CBS Sunday Morning lebih tiga puluh tahun silam mengenai seni diam olehnya.
Mengutip dari sana, ia mengatakan “seni diam berbicara kepada jiwa, layaknya juga musik. Membuat komedi, tragedi, dan percintaan, melibatkan Anda dan kehidupan Anda.
Menciptakan karakter dan ruang. Diciptakan lewat keseluruhan pertunjukkan panggung. Mempertunjukkan hidup kita, mimpi kita harapan kita,” pungkasnya. (why/and)