“Tidak benar kalau saya menerima pengunjung yang bukan suami istri menginap di tenda,” ucapnya.
Ia mengaku, pengunjung selalu ditanyai statusnya. “Minimal dilihat alamat di KTP. Jika tidak sesuai, jelas ditolak,” sambungnya.
Bahkan, kata Edi, keluarga atau komunitas yang berkemah tetap diawasi.
“Semisal ada yang mabuk-mabukan, jelas kami melarangnya,” pungkasnya.
Taman Permana sendiri dibangun tahun 2020 lalu. Badai pandemi Covid-19 membawa dampak sepinya pengunjung. Bahkan wisata ini sempat ditutup.
Reporter : Tung
Editor : Musa Bastara