“Iya. Tahu di berita kaget. Kok yang jauh udah tahu gitu,” ujarnya.
Sementara itu, tetangga Ferdy yang lain, mengaku juga sempat bertanya ke sesama warga Kompleks Duren Tiga. Kepada dia, warga tersebut juga mengaku tak mendengar suara apapun dari arah rumah Ferdy Sambo saat hari kejadian.
“Makanya ada kejadian itu denger nggak? Ini kan dempet. Kita kan jauh. Katanya nggak. Kayak gaib deh modelnya,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua RT Kompleks Duren Tiga Seno Sukarto juga baru mengetahui insiden baku tembak antara sesama ajudan Ferdy dari siaran berita di YouTube tiga hari usai kejadian. Dia karenanya kesal sebab tak pernah diberitahu soal insiden tersebut.
“Terus terang saya juga kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini jenderal loh, meskipun RT,” kata dia kepada wartawan di kediamannya.
Insiden baku tembak antara sesama ajudan Ferdy itu terjadi pada Jumat, (7/7). Insiden itu menegaskan salah satu ajudan berinisial Brigadir J. Ia tewas usai terkena lima timah panas yang dilepaskan Bharada E.
Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E dari lima peluru yang dilepaskan Brigadir J. Polisi hingga kini belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Bharada E usai diperiksa masih berstatus sebagai saksi.
Menurut penuturan polisi, aksi saling tembak itu disebut karena Brigadir J melakukan percobaan pelecehan seksual kepada istri Ferdy di rumah. Bharada E yang coba menanyakan teriakan itu langsung direspons dengan tembakan Brigadir J. Sambo sendiri dikabarkan sedang tidak di lokasi saat insiden penembakan. []
Sumber: cnnindonesia
Editor: Ananda Perdana Anwar