Kesimpulannya, DBD ini akibat lingkungan yang kurang bersih “biasanya kerena ada masih air di botol bekas, ban bekas dan lubang-lubang yang digenangi air,” imbuh Mariana.
Soal solusi kongkrit masalah ini memang tidak ada. Namun Pemkab Banjar berencana mensosialisasikan lingkungan bersih dan hidup sehat kesekolah-sekolah.
“Kebetulan nanti kita juga akan ada program kecacingan Februari ini, jadi akan kita sosialisasikan sekalian tentang DBD ini,” tuturnya.
Sekedar informasi Di tahun 2022 lalu, Kabupaten Banjar bahkan menjadi wilayah tertinggi kasus DBD di Kalimantan Selatan dengan 230 kasus.
Reporter: Andra Ramadhan
Editor: Sofyan