MARTAPURA, Poros Kalimantan – Sejuk dan teduh, itu lah yang tampak ketika kita melintasi Kota Martapura. Pasalnya, di Jalan Ahmad Yani mulai Tugu Selama Datang di kilometer 39 sampai Jembatan Martapura kilometer 40, banyak berjejer pohon berbagai jenis ukuran sebagai pohon peneduh.
Tak hanya di jalan nasional saja, pohon peneduh juga ditanami di jalan-jalan utama. Seperti Jalan Veteran, Jalan Perwira dan Jalan Tanjung Rema. Pohon peneduh ini adalah Pohon Trembesi.
Kendati Pohon Trembesi memberikan keteduhan bagi pengguna jalan. Namun disisi lain pohon tersebut juga membahayakan lantaran jenis kayunya yang rapuh. Terlebih merusak infrastruktur jalan dan trotoar di beberapa titik.
Pada pertengahan 2020 lalu disaat musim hujan, pohon berjenis Trembesi yang berada di depan Pertokoan Kayu Tangi Martapura, Jalan Ahmad Yani kilometer 39,5 roboh dan menimpa sebuah mobil. Untungnya tidak ada korban jiwa.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Bidang Pengelolaan Sampah, Taman dan Limbah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjar Achmad Norsailah, melalui stafnya Subliansyah menjelaskan, pihaknya berencana akan mengganti pohon tersebut.
“Jenis kayunya ini rapuh sehingga cukup membahayakan pengguna jalan. Pertumbuhan akar Pohon Trembesi ini merusak infrastruktur jalan serta trotoar. Oleh karena itu, rencananya akan kami ganti dengan pohon lain,” ucapnya, Jumat, (30/4/2021).
Jenis pohon yang direncanakan untuk menggantikan Pohon Trembesi ini, ucap Subliansyah, adalah pohon Tanjung, yang memiliki ciri khas dengan buah berwarna merah menyala.
“Pohon Tanjung ini memang cukup besar, jangka waktu yang dibutuhkan cukup lama daripada Trembesi, tapi pohon ini tidak merusak jalan dan trotoar,” ujarnya.
Selain itu, pohon jenis ini memiliki batang yang cukup kokoh dan ketika besar juga memberikan keteduhan yang sama bagi pengguna jalan.
“Tapi untuk mengganti pohon trembesi tersebut, tidak langsung kita lakukan pemotongan. Melainkan kita tanam dulu Pohon Tanjung, setelah besar lalu pohon trembesi kita potong,” ungkapnya. []
Penulis: Ari Sukma Setiawan
Redaktur: Ananda Perdana Anwar