BANJARBARU, Poros Kalimantan – Pengembangan pertanian di Banjarbaru harus didukung berbagai pihak. Bertujuan untuk menjaga kualitas petani dan produknya sampai ke tangan konsumen. Karena itu peran penyuluh pertanian menjadi unsur penting.
Hari ini, Rabu (8/12/2021), Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Banjarbaru dikukuhkan. Bersama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Banjarbaru.
Ketua KTNA, Sumedi mengatakan, organisasi mereka ini adalah independen.
“Bertujuan menauangi petani perorangan maupun kelompok. Untuk membantu ekonomi dan penerapan teknologi tepat guna ramah lingkungan,” jelasnya di pengukuhan, di Liang Anggang.
Ketua P4S Liang Anggang Karya Bakti, Abdullah juga sepakat. Dengan tujuan penerapan ilmu pertanian ramah lingkungan. Karena, sejak 2005 ia sudah mulai mencanangkan pertanian ramah lingkungan di sekitar lahannya dan petani lainnya.
“Kami buat inovasi seperti penggunaan mikroba trichoderma untuk pupuk dan mencegah hama. Sehingga mengurangi penggunaan pestisida kimia,” ungkapnya.
Namun semua itu perlu tahapan. Abdullah mengakui bahwa sebenarnya sejak dulu pertanian tanpa pestisida kimia atau obat lainnya tetap bisa jalan. Ketergantungan inilah yang coba perlahan dikikis oleh para penyuluh dan perkumpulan petani ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Banjarbaru, Siti Hamdah berpesan. Agar ketiga perkumpulan ini menjadi wadah positif pertanian di Kota Idaman.
“Dapat menjadi tempat menimba ilmu pertanian berbasis ramah lingkungan untuk setiap lapisan masyarakat. Baik para petani maupun generasi muda yang nantinya akan menjadi penerus petani,” pungkasnya.
Penulis: Wahyu Aji Saputra
Pimred/Redaktur: Fahriadi Nur