Nasib, rezeki, jodoh dan maut merupakan rahasia yang sudah digariskan Tuhan Yang Maha Kuasa. Siapa yang tahu anak dari keluarga petani, di daerah perbukitan Simalungun Kabupaten Sumatera Utara, akhirnya menjadi Perwira Polisi di Banua Kalimantan Selatan. Dialah IPDA Arifin H Simbolon SH MM.
RANTAU, Poros Kalimantan – Arifin Simbolon, merupakan nama yang terinspirasi dari seorang Menteri Perdagangan RI kelahiran Medan, Arifin Siregar, yang sempat menjabat di tahun 1988-1993.
September 1980, Arifin kecil lahir di wilayah perbukitan, Desa Simbolon, Kecamatan Panai, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.
Terlahir dari pasangan J Simbolon (69) dan T Br Marbun (68), yang merupakan Petani Padi penggarap di Desa Simbolon, Kabupaten Simalungun.
Seperti kebanyakan petani penggarap, Bapak dan ibunya meminjam tanah orang lain, untuk menghidupi Arifin kecil dan enam saudaranya.
Anak kelima dari tujuh bersaudara ini adalah anak yang berbakti. Kesehariannya kala itu, membantu orang tuanya di sawah, tidak jarang kulit putihnya melepuh akibat sengatan matahari.
“Saya dan ibu pernah menanam padi berdua hingga setengah hektar kala itu,” kenangnya, saat mulai bercerita kepada penulis.
Memasuki masa remaja tepatnya setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), saat itu Arifin berumur 19 Tahun. Arifin remaja memutuskan hijrah ke Kalimantan Selatan, tepatnya di Kota Banjarbaru, untuk mengadu nasib di Banua.
Dirinya ikut tinggal dirumah saudara perempuan ayahnya, Shinta Rochani Br Simbolon dan suami Demson Naibaho.
“Saat di Banjarbaru sekitar tahun 1999 saya sempat bekerja disalah satu distributor oli, sebagai Office Boy. Sempat naik jabatan menjadi supir, dengan pendapat bersih Rp 50 ribu perbulan” ingatnya.
Kendati bukan algojo Arifin remaja pandai sekali menggantung. Benar saja, yang ia gantung adalah mimpinya. Dua tahun bekerja, Arifin remaja berkeinginan menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi. Sebab uang tak cukup, Arifin harus mengurungkan niatnya masuk dunia Kampus.
Babak baru kehidupan Arifin Simbolon dimulai tahun 2002, ketika Sang Tante Shinta Rochani Br Simbolon, meyakinkan dirinya untuk mendaftarkan diri sebagai calon Bintara Polisi di Polda Kalsel.
Memasuki akhir Tahun 2002 Arifin masuk seleksi Bintara diusia 22 tahun dan lulus. Menariknya dari 500 siswa di angkatannya, dirinya masuk peringkat ke- 49.