JAKARTA, Poros Kalimantan – Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus menjalankan strategi untuk memperluas bisnis terutama yang berbasis ekonomi kerakyatan. Hal ini tak terlepas dari nilai yang diusung perseroan untuk berkontribusi dalam mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia.
Berbagai program pemberdayaan BRI dirancang, seperti keagenan atau yang biasa disebut Agen BRILink. Hal ini dalam rangka memperkuat perekonomian nasional dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di penjuru Indonesia.
Salah satu AgenBRILink Nusa Tenggara Timur (NTT), Alias mengaku tertarik menjadi AgenBRILink sejak tiga tahun terakhir. Motivasinya, ingin membantu masyarakat yang membutuhkan layanan jasa keuangan.
“Sebelum ada AgenBRILink, masyarakat yang memerlukan layanan perbankan harus datang ke Labuan Bajo, yang memakan waktu sekitar dua jam dan berbiaya mahal,” ujarnya.
Alias mengungkapkan, masyarakat sangat terbantu dengan perannya sebagai AgenBRILink. Selain menjadi AgenBRILink, dirinya juga memanfaatkan pinjaman KUR BRI, sebagai modal untuk berjualan di toko dan berdagang souvenir khas Pulau Komodo.
“Dengan menjadi AgenBRILink, saya dapat membantu masyarakat di Pulau Komodo untuk mendapatkan layanan perbankan dengan lebih mudah,” terangnya.
Tak hanya AgenBRILink, ada pula Program Pojok Mantri Desa (PMD) yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Labuan Bajo dengan Mantri BRI Hepy Nur Yuliani sebagai penanggungjawab.
Kehadiran PMD mampu memetakan potensi yang ada di wilayah tersebut dengan karakteristik masyarakatnya.
Setiap warga yang ingin mengurus administrasi Kartu Tanda Penduduk (KTP), izin usaha maupun surat lainnya akan bertemu dengan Mantri BRI.
Nasabah tidak harus ke kantor kelurahan untuk mengajukan pinjaman maupun simpanan. Karena dapat menghubungi Mantri BRI pada kontak yang tersedia di kelurahan.
Klaster Usaha Binaan