AMUNTAI, Poros Kalimantan – Desa Rantau Karau Hilir, sebuah komunitas agraris yang terletak di daerah lahan rawa. Kawasan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi dosen Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Akhmad Rizali Saidy, S.P., M.Ag.Sc., Ph.D. Prof Saidy terjun langsung ke masyarakat memberikan edukasi pertanian berkelanjutan baru-baru ini dengan melibatkan masyarakat dan perangkat desa setempat.
Salah satu aspek utama yang ditekankan dalam kegiatan ini adalah pemanfaatan musuh alami dalam mengendalikan gulma di lahan rawa. Gulma, seperti kayu apu, kiambang, eceng gondok, menjadi tantangan utama bagi petani di lahan rawa. Upaya pengendalian gulma ini menjadi penting karena lahan rawa yang bersih dapat dimanfaatkan secara lebih optimal untuk pertanian.
Petani di lahan rawa biasanya mengandalkan pestisida sintetis untuk mengendalikan gulma, namun penggunaan berkelanjutan pestisida ini dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
“Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk mengajarkan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan agar tercapai konsep pertanian berkelanjutan,” ujar Prof Saidy.