BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Wacana Gambut Raya bukan hal buruk. Justru bisa berdampak positif terhadap laju pembangunan. Namun, ada hal yang juga harus dipertimbangkan. Biaya pemekaran tak akan sedikit.
Analis perekonomian dan bisnis Universitas Lambung Mangkurat (ULM) , Hidayatullah Muttaqin menyebutkan. Daerah yang dimekarkan akan membentuk struktur pemerintahan baru. Di mana memerlukan fasilitas infrastruktur tak sedikit. Anggarannya jelas fantastis.
“Menurut Kemendagri, rata-rata biaya pemekaran mencapai Rp300 miliar per daerah,” sebut dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu.
Ada enam kecamatan yang digadang masuk wilayah Gambut Raya. Di antaranya; Tatah Makmur, Aluh-aluh, Kertak Hanyar, Gambut, Sungai Tabuk dan Beruntung Baru.
Wacana pemekaran memang terdengar menjanjikan. Apakah itu dari segi ekonomi, infrastruktur ataupun politik. Sebab, selama ini enam kecamatan tersebut belum ter-cover secara maksimal oleh Kabupaten Banjar.
“Secara geografis, enam kecamatan itu jauh dari pusat Kabupaten Banjar, ” katanya.
Hal itu juga yang membuat urusan administrasi di enam kecamatan tersebut tak berjalan efisien. Penduduknya butuh usaha dan ongkos berlebih untuk mendapatkan layanan publik di Martapura.
Muttaqin sebenarnya punya gagasan. Enam kecamatan itu tak harus membentuk kabupaten baru. Cukup berpindah wilayah administrasi ke Banjarmasin.
“Dari aspek geografis, Gambut Raya lebih dekat dengan Banjarmasin dibandingkan ke Martapura. Hal ini akan memudahkan penduduk di enam kecamatan itu untuk mendapatkan layanan publik,” tuturnya.