Karena memiliki kemiripan tekstur, tak sedikit warga yang mencampurnya dengan beras usang. Lumayan, untuk menghemat.
Seperti halnya yang dilakukan Tina. Penjual nasi itu mencampur beras Banjar dan Pamanukan. Hasilnya, tak berbeda.
“Karena kalau beli yang Banjar aja itu mahal. Jadi dicampur aja keduanya. Teksturnya sama aja, tidak beda,” ungkapnya.
Ia membeberkan. Selama berjualan, pelanggan dan pembeli di warungnya tak pernah protes. Karena rasanya tetap enak.
“Karena pas dicampur tidak merusak rasa,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Banjarmasin, Ichrom Muftezar mengungkapkan. Pihaknya menjalin kerjasama dengan Kabupaten Subang. Untuk memenuhi ketersediaan beras premium di pasaran.
Reporter: Thania Ang
Pemred/Editor: Fahriadi Nur