ILUSTRASI – Laut |
BANJARMASIN, Poros Kalimantan – 8 Juni 2020 adalah hari besar untuk memperingati Hari Laut sedunia atau World Ocean Day. Laut sumber kehidupan yang begitu penting bagi manusia oleh sebab itu menjaga laut adalah suatu keharusan bagi kita.
Hal ini juga diungkapkan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Selatan, Kisworo Dwi Cahyono saat ditemui Poros Kalimantan, Selasa (9/6) siang.
BERI KETERANGAN – Direktur WALHI Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono memberi keterangan kepada Poros Kalimantan. |
Dia menjelaskan, menjaga laut berawal dengan menjaga daratan. Karna sumber pencemar laut yang paling besar berasal dari darat.
“Menjaga laut juga harus menjaga daratan. Jika Pencemar di darat tidak di bereskan akan berdampak pada laut, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,” ujarnya.
Dirinya membeberkan, bahwa Kalimantan Selatan sudah dipenuhi dengan izin tambang dan sawit yang berakibat pada darurat ruang dan darurat ekologis. Darurat ruang mengakibatkan konflik agraria dan bencana ekologis seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan serta musim buah yang sulit di prediksi.
“WALHI sudah mengatakan bahwa kalsel saat ini sudah darurat ruang dan darurat ekologis,” ungkapnya.
Cak Kis mengharapkan, kejadian kerusakan di darat seperti darurat ruang dan bencana ekologis tidak terjadi di laut.
“Oleh dari itu kita mendesak pada pemerintah, agar perusakan di darat tidak terulang di laut,”harapnya.
Menurutnya, peringatan Hari Laut Sedunia ini adalah momentum bagi seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah, untuk merawat dan menjaga kelestarian laut Indonesia. Dengan menjaga dan melestarikan alam di daratan.
“Dalam peringatan Hari Laut Sedunia ini, maka pemerintah harus berkomitmen dalam penyelamatan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil,” terangnya.
Dirinya menyarankan, selain menyetop perijinan industri ekstraktif seperti sawit dan pertambangan batu bara. Pemerintah juga harus melakukan audit lingkungan, sebagai komitmen pemerintah dalam menjaga lingkungan yang kian memburuk.
“Kondisi lingkungan saat ini tidak ada perubahan kian memburuk,” ujarnya.
Ditegaskannya, bahwa laut bukan tempat sampah dan limbah. Diakuinya, limbah dan sampah itu bukan hanya berasal dari rumah tangga saja. Tapi lubang tambang dan bahan kimia dari limbah kelapa sawit juga termasuk.
“Laut bukan tempat sampah dan limbah,”tutupnya.(sry/zai)