JAKARTA, Poros Kalimantan – Data menjadi aspek kunci dalam memetakan dan menjangkau masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh lembaga keuangan formal. Pentingnya integrasi data ini turut menjadi sorotan dalam pembentukan Holding Ultra Mikro, yang dipimpin PT Bank Rakyat Indonesia, bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Oleh sebab itu, integrasi data nasabah menjadi salah satu prioritas utama, dalam awal pembentukan Holding Ultra Mikro. Hal ini diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso dalam Talkshow Financial Inclusion Talk, yang diselenggarakan dalam rangka mendukung presidensi G20.
Sunarso menyebut, ketersediaan data yang akurat akan memudahkan perseroan dalam mengidentifikasi layanan keuangan yang paling sesuai dan dibutuhkan nasabah. Terutama pelaku usaha ultra mikro dan mikro.
“Pembentukan holding menjadikan kami memiliki data yang sangat besar. Saat ini kami sudah mengintegrasikan 25 juta data. Ini berguna untuk mengasses perilaku para pelaku usaha mikro. Dimana digunakan untuk meningkatkan kebutuhan literasi pemberdayaan mereka,” ungkapnya.
Sunarso berharap, dengan solidnya pemberdayaan dari BRI di ultra mikro, akan terjadi akselerasi naik kelas. Sehingga tiga entitas ini bisa memberikan layanan produk lebih baik dan pembiayaan yang lebih besar lagi.
Holding Ultra Mikro akunya, memiliki target besar untuk melayani 45 juta nasabah ultra mikro. Sebanyak 30 juta nasabah di antaranya, bahkan belum mendapatkan akses layanan keuangan. Oleh sebab Itu Sunarso menekankan, Holding ini punya peran besar sebagai garda terdepan dalam mewujudkan Inklusi keuangan di Indonesia. Selain data, integrasi layanan juga ditempuh Holding Ultra Mikro sebagai upaya efisiensi.