BANJARBARU, Poros Kalimantan – Belakangan warga mengeluh dengan aroma tak sedap di Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Q Mall Banjarbaru. Hal ini menyita perhatian akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr. Akbar Rahman.
Pria alumnus S3 Universitas SAGA di Jepang itu bilang, manajemen Q Mall seharusnya sudah sejak lama membenahi sistem pengelolaan tersebut. Apalagi saat ini teknologi telah berkembang.
“Jadi pengelolaan limbah seharusnya sudah tidak bermasalah terhadap lingkungan dan masyarakat,” katanya, saat dihubungi via seluler, Jumat (12/5) siang.
Akbar mengusulkan beberapa cara. Pertama, memakai konsep arsitektur hijau. Artinya, pengaruh negatif pada lingkungan dan sosial dapat diminimalisir. “Caranya dengan memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien,” tambahnya.
Lalu cara kedua, mengelola sampah organik menjadi ekoenzim. Untuk diketahui, ekoenzim merupakan larutan hasil fermentasi dari limbah organik. Biasanya ekoenzim bisa digunakan sebagai pupuk tanaman maupun pembasmi tikus.
Selain itu, untuk menghilangkan bau bisa digunakan ekoenzim secara berkala.