Lebih lanjut, Teddy menjelaskan, di Kombes Minahasa juga disepakati relaksasi (pemanjangan) masa kepengurusan hingga tahun 2021.
Sehingga Kongres GP Ansor yang direncanakan bulan November 2020 juga turut tertunda hingga tahun 2021.
Hal itu dilakukan mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum terkendali.
“Karena situasi pandemi Covid-19 tidak terkendali, sehingga kita juga mengikuti induk organisasi kita yaitu NU melakukan relaksasi kepengurusan hingga satu tahun ke depan.
InsyaAllah di 2021 kalau pandemi ini dinyatakan bisa terkendali oleh pemerintah, baru nanti GP Ansor mengagendakan Kongres,” jelas Teddy yang pernah menjabat Ketua PKC PMII Kalsel.
Untuk mengisi masa transisi relaksasi, GP Ansor pada setiap level kepengurusan akan melaksanakan kegiatan-kegiatan bersifat keorganisasian.
Selain itu, pada Kombes Minahasa GP Ansor memastikan dan menginstruksikan jaringan kepengurusan organisasi dan seluruh anggotanya untuk mengikuti dan menghimbau masyarakat agar menggunakan hak pilihnya.
Namun, secara keorganisasian GP Ansor menegaskan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon kepala daerah dan tidak mengikat anggotanya dalam hal menentukan pilihan.
“Secara institusi Ansor sudah tegas,
dalam peraturan organisasi menyatakan bahwa Ansor tidak berpihak pada salah satu paslon. Namun secara personal kami juga tidak mengikat,” jelasnya. (arb/and)