Menurutnya, perlu pula ada dukungan drone atau pesawat nirawak untuk memantau titik api. Sehingga dapat dilakukan penyusunan strategi memadamkan karhutla.
“Karena saat pemadaman, kendala sering ditemukan. Seperti susah mencari sumber air, terbatasnya bantuan tenaga dari masyarakat, sampai akses jalan,” ujarnya.
Di samping itu, minimnya personel juga dikeluhkan. Pasalnya, luas lahan yang ditangani seringkali tak berbanding lurus dengan jumlah tenaga.
Syukurnya, dalam hal penanganan karhutla, KPH Tala bekerja sama dengan berbagai instansi. Seperti BPBD, damkar, Manggala Agni, maupun Masyarakat Peduli Api (MPA).
Rahmad menyebut, tahun ini lebih parah dari tahun lalu. “Kenaikannya 65 persen. Ini sebab efek El Nino, yang membuat udara lebih panas dan tutupan awan berkurang,” tutupnya.
Reporter : Tung
Editör : Musa Bastara