Hingga September 2020, ada lebih dari 815 rekening ponpes dengan total outstanding sebesar Rp. 118 miliar yang telah dikelola Mandiri Syariah.
“Mandiri Syariah senantiasa berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah kepada umat dan lingkungan diantaranya dengan program pemberdayaan seperti ini. Kami meyakini pencapaian kinerja sampai dengan titik ini, tidak lain karena kontribusi seluruh stakeholders terutama nasabah. Insya Allah, dari umat kembali ke umat,” jelas Alhuda Djanis.
Berupaya menjadi sahabat finansial, spiritual dan sosial bagi nasabah serta menempatkan customer centric sebagai prioritas. Mandiri Syariah fokus pada produk retail dan konsisten melakukan inovasi dalam layanan digital. Layanan digital diimplementasikan dalam aplikasi Mandiri Syariah Mobile, Net Banking maupun layanan digital branch.
Diantaranya fitur buka rekening online, tarik tunai tanpa kartu ATM, layanan interaktif virtual yang dapat diakses selama 24 jam (Aisyah) dimana ketiga fitur tersebut baru dimiliki oleh Mandiri Syariah. Ataupun fitur layanan khas syariah lainnya seperti info waktu sholat, lokasi masjid terdekat, ziswaf, dan lainnya.
Hingga September 2020, kinerja Mandiri Syariah tumbuh dengan baik. resilient atau adaptif di tengah pandemi dan solid dengan kualitas yang terjaga. Mandiri Syariah berhasil meraih pencapaian tertinggi dengan menghimpun laba tembus ke angka Rp. 1,07 triliun (unaudited).
Dan meningkatkan pembiayaan hingga 7,39% (y-o-y/tahun-ke-tahun) menjadi Rp. 79,27 triliun dengan kualitas terjaga baik. Peningkatan laba bersih dan pembiayaan Mandiri Syariah ditopang dengan adanya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 17,28% (y-o-y/tahun-ke-tahun) menjadi Rp. 106,12 triliun sehingga asset Mandiri Syariah mencapai Rp119,43 triliun. Tumbuh 16,19% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
“Semoga Program Bantuan Ketahanan Pangan Mandiri Syariah yang menjadi sub Program Pemberdayaan Pondok Pesantren akan turut mensukseskan Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan menjadikan Santri Sehat, Indonesia Kuat, Ekonomi Bangkit,” pungkas Alhuda Djanis. (why/and)