Penulis: Basuki Rahmat
PELAIHARI, Poros Kalimantan – Kami bertanya: apakah jejak sejarah zaman kolonial Jepang di Tanah Laut masih dapat dilihat? Jika ada, apa yang masih tersisa darinya?
Bermula dari pertanyaan itu, penulis teringat Benteng Tabanio di Desa Batakan. Basis pertahanan tentara Jepang itu masih kental sejarah.
Penulis berencana ingin meliputnya, namun muncul godaan lain.
Mendengar dari obrolan bersama tokoh masyarakat, penulis mendapat dua nama desa yang ternyata juga menyimpan sejarahnya. Keduanya berada di Kecamatan Bajuin. Desa Bajuin dan Desa Sungai Bakar.
Penulis melacaknya, menanyai sejumlah tokoh masyarakat, merangkumnya, hingga kemudian tersaji upaya kecil berikut ini.
Tulisan ini dibagi jadi dua bagian. Kami menyadari, ini hanya hanya secuil informasi kecil. Sekadar pengantar bagi sejarah yang panjang.
Untuk membukanya, izinkan editor mengutip satu ungkapan Goenawan Mohammad dalam Catatan Pinggir: Selalu ada yang bisa mengerikan dalam hubungan kita dengan sejarah. Tapi pada saat yang sama, selalu ada yang membuat masa lalu berharga justru dalam kerapuhan manusia.
Pabrik Pembuatan Senjata Shinagawa
Sasaran pertama di Desa Bajuin. Pada rimbun semak belukar yang tinggi, didapati sebuah puing-puing bangunan. Lokasinya di seberang SPAM IKK Bajuin milik PT Anugerah Berkah Banua (semula PDAM Tala).