Hilangnya Wiji Thukul
Awal mula menghilangnya Wiji Thukul tak lepas dari peristiwa 27 Juli 1996 atau kerusuhan Kudatuli.
PRD yang di bawah pimpinan Budiman Sudjatmiko dituding oleh pemerintah melalui Kepala Staf Bidang Sosial dan Politik ABRI Letnan Jenderal Syarwan Hamid, sebagai dalang di balik peristiwa itu.
Saat itu Wiji Thukul tergabung dalam aktivis PRD turut diburu. Ia kerap pindah-pindah lokasi dan meninggalkan keluarganya agar tetap aman. Lalu pada tahun 1998 Wiji Thukul menghilang.
Info ini secara resmi diumumkan oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) pada tahun 2000.
Kontras menyatakan hilangnya Wiji Thukul sekitar Maret 1998 karena diduga berkaitan dengan aktivitas politik yang dilakukan oleh Wiji Thukul sendiri.
Muncul dugaan ia menjadi korban penghilangan paksa era Orde Baru.
Saat itu bertepatan dengan peningkatan operasi represif rezim Orde Baru dalam upaya pembersihan aktivitas politik yang berlawanan dengan pemerintah.
Wiji Thukul menjadi salah satu dari 13 orang hilang menjelang tumbangnya rezim Orde Baru. Hingga kini jasadnya masih jadi misteri?
Diangkat ke Layar Lebar
Film Istirahatlah Kata-Kata merupakan film drama yang mengangkat kisah perjalanan Wiji Thukul di era pemerintahan Soeharto. Sosoknya diperankan oleh Gunawan Maryanto (almarhum).
Film ini memperlihatkan kondisi pelarian Wiji Thukul yang dipenuhi dengan ketakutan. Namun, di saat bersamaan, ia juga tetap menulis puisi dan beberapa cerpen dengan menggunakan nama pena yang lain.
Film karya sutradara Yosep Anggi ini rilis pada Januari 2017 silam. Ia mendapat sejumlah penghargaan bergengsi.
Film ini diketahui masuk nominasi Piala Citra Festival Film Indonesia pada 2016 untuk kategori Penulis Skenario Terbaik oleh Yosep Anggi Noen. Dalam ajang yang sama, film ini juga mendapatkan nominasi Sutradara Terbaik.
Penulis/Editor: Musa Bastara