ARANIO, Poros Kalimantan – Mentari senja bergerak menuju keperaduan. Terlihat muda mudi milenial berdatangan. berboncengan dengan motor, membawa peralatan camping. Tenda, matras, dan tidak ketinggalan alat memasak. Mereka berbondong ke Bukit Batu, lokasi wisata kekinian di Sungai Luar, Tiwingan Baru, Kecamatan Aranio. Sabtu (15/2).
Pergerakan para penghobi berkemah tersebut terpantau kru media Tahura Sultan Adam saat berada di kantor Resort Pengelolaan Hutan Sungai Luar. Sekira pukul 17.00, petugas retribusi memberikan pelayanan kepada mereka.
Kepala Resort Pengelolaan Hutan Sungai Luar, sekaligus Manajer Wisata Bukit Batu,Markus Liling mengatakan memasuki kawasan ini sejak bulan lalu diberlakukan pungutan retribusi. Hal ini sesuai dengan instruksi dan arahan Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq.
“Sama seperti ke Tahura di Mandiangin, di Bukit Batu kini juga diberlakukan retribusi masuk kawasan,” ujarnya.
Meski masuk kawasan ini sekarang berbayar, tetapi arus pengunjung semakin bertambah. Jika sebelumnya akhir pekan pengunjung berkisar puluhan orang yang datang, tetapi pada pekan ini, jumlahnya mencapai ratusan orang.
Peningkatan jumlah pengunjung ini, selain karena view alam yang keren, juga karena akses jalan menuju lokasi Bukit Batu semakin mudah dan lancar. Jalur darat tak lagi menjadi hambatan dan menghabiskan waktu dalam perjalanan.
Saat ditanya dengan adanya saran pengunjung, tidak adanya penunjuk arah menuju Bukit Batu menjadi masalah, sering para pengunjung baru salah arah hingga ke permukiman warga, Dalam masalah ini Markus menegaskan kepada para pengunjung agar dapat bersabar.
“Kami sedang proses pemesanan pembuatan rambu petunjuk jalan. Semoga dalam beberapa hari ke depan, Petunjuk arah ini dapat kita pasang di tempat-tempat yang telah ditentukan. Agar pengunjung tak salah arah lagi,” jelasnya.
Salah seorang pengunjung dari Martapura, Anam menuturkan ini kali kedua ia berkunjung ke Bukit Batu. Sebelumnya ia ke sini dua tahun lalu. Ia mengaku kaget, karena banyak perubahan terjadi di kawasan ini.
Ia menceritakan dahulu pejalanan menuju Bukit Batu sangat menguras tenaga, terutama saat musim hujan. Tetapi sekarang, cukup 45 menit dari Martapura, Kabupaten Banjar, sudah tiba. “Luar biasa, aksesnya lebih mudah,” ucapnya.
Anam berterima kasih kepada pengelola Wisata Bukit Batu, dalam hal ini Dinas Kehutanan Kalsel dan Tahura Sultan Adam yang telah mengembangkan destinasi kawasan ini menjadi tempat wisata resmi. Ia berharap tempat ini, ke depan menjadi salah satu wisata andalan Banua.
Menyinggung biaya retribusi masuk kawasan, Anam tak mempersoalkan. “Biayanya cukup terjangkau dan relatif murah. Tetapi, view yang didapatkan di sini tidak ada nilainya,” ujarnya sambil angkat dua jempol.
Terpisah, Ikhsan dari Banjarbaru mengungkapkan, perubahan tempat wisata di Bukti Batu cukup mencengangkan. Semua, ke lokasi ini hanya bisa naik kelotok dari dermaga waduk Riam Kanan. “Tetapi kini, sudah bisa lewat darat. Ini membanggakan. Warga menjadi mudah untuk mendatangi tempat indah ini,” ucapnya.
Nanti, ia bersama teman-temannya akan kembali ke Bukit Batu. Ia yakin dengan adanya retribusi, maka pengembangan kawasan ini akan dilakukan pengelola. Dengan menambah berbagai fasilitas. Seperti toilet, rambu penunjuk arah, dan lainnya.(*)