Sementara Kepala Disdik Banjarbaru, Dedy Sutoyo mengatakan assessment tersebut ditujukan untuk mengetahui apa kekurangan anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
Dalam hal ini, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Sumbernya dari APBD Pemko Banjarbaru.
“Assessment ini agar kita mengetahui anak tersebut mengalami gangguan belajar seperti apa. Nah yang melakukan assessment itu pihak ULM dari prodi Pendidikan Khusus. Kami sudah menekan MoU kerja sama,” ungkapnya.
Bahkan Guru Pembimbing Khusus (GPK) disediakan di masing-masing sekolah. Guru ini nantinya dapat menyesuaikan metode mengajar yang efisien.
“Fasilitas ruang khusus di masing-masing sekolah bagi ABK kita sebut Pojok Inklusi,” sebut Dedi.
Biar tahu saja. Hingga kini Disdik Banjarbaru punya GPK di masing-masing sekolah. Jumlahnya mencapai 117 orang.
Reporter: Putri Nadya Oktariana
Editor: Musa Bastara