PELAIHARI, Poros Kalimantan – Ardiansyah, petani asal Desa Pemalongan, Kecamatan Bajuin, Tanah Laut ini bertahan dari karut marut musim kemarau.
Kebun timunnya beberapa hari ke depan siap panen. Kebun yang tak terlalu luas itu, dengan lebar 25 meter dan panjang 40 meter, dekat dengan sungai. Tapi apalah sebuah sungai tanpa air.
Perlahan air di sungai itu mulai menyusut. Ia pun putar otak. Untuk mengantisipasi yang kian parah, ia menggali sebuah lubang dekat sungai. Kedalamannya sekitar 3 meter.
Menurut prediksinya, air di lubang tersebut mampu bertahan hingga memasuki musim hujan. Untuk memudahkan penyiraman, ia menggunakan mesin pompa air yang dirakit dari bekas mesin air rumah tangga.
“Agar air dapat tersedot maksimal, namun tak boros,” katanya, Rabu (4/10).