PELAIHARI, Poros Kalimantan – Memasuki pertengahan Juni, harga buah timun naik signifikan di Tanah Laut. Lonjakannya dua kali lipat.
Sebelum mengalami kenaikan, harga timun hanya di kisaran Rp2 sampai Rp3 ribu per kilogram. Kini mencapai Rp6 ribu hingga Rp7 ribu.
Walau kebutuhan timun tak melimpah, namun selalu dicari warga. Baik dijual sebagai pencok maupun sajian lalapan.
Hal ini memicu petani berlomba-lomba menanam timun. Pasalnya, buah ini mampu panen dalam waktu yang relatif singkat. Sekitar 40 sampai 45 hari.
Ardiansyah, misalnya. Warga Desa Pemalongan ini memanfaatkan halaman belakang rumah sebagai lahan menggarap tumbuhan timun. Lahannya hanya selebar 40 meter, dengan panjang 50 meter.
Sekali tanam, menghabiskan 3 bungkus bibit yang seluruhnya berisi 800 biji timun. Di samping, disiapkan juga obatan agar mengusir hama.
“Saya berharap harga Rp6 ribu itu bertahan lama, sehingga bisa menikmati hasilnya,” kata Ardiansyah, Sabtu (17/6/2023).