Dia mengaku, melalui Ekosistem Ultra Mikro, BRI bersama dengan Pegadaian dan PNM memiliki aspirasi untuk menciptakan integrated journey bagi pengusaha ultra mikro, yang juga akan menjadi embrio pertumbuhan di segmen Mikro dan Kecil.
Nantinya, PNM melalui model bisnis Group Landingnya memberikan program pemberdayaan kepada nasabah yang unfeasible dan unbanked untuk menjadi pengusaha ultra mikro yang lebih independent. Selanjutnya, saat nasabah PNM sudah menjadi feasible dengan kapasitas bisnis yang meningkat, dapat ditawarkan produk Ultra Mikro BRI dan Pegadaian.
“Tujuan akhir dari Integrated Journey dalam Ekosistem Ultra Mikro ini, adalah dimana nasabah UMi dapat berkembang menjadi pengusaha dengan kapasitas bisnis yang lebih matang dan siap naik kelas ke segmen Mikro. Untuk memperkuat ekosistem bisnis ultra mikro dan mikro yang menjadi fokus utama BRI, perseroan telah mengimplementasikan strategi ‘Hybrid Bank Model’ dengan mengintegrasikan core strengths atau kekuatan utama BRI,” Bebernya.
Diterangkannya, kekuatan utama BRI tersebut diantaranya jaringan fisik yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Dengan dukungan lebih dari 9200 jaringan kantor, 220 ribu jaringan e-channel dan 465 ribu Agen BRILink, 37 ribu loan officer yang juga berperan sebagai financial advisor bagi nasabah serta digital capabilities BRI dengan dukungan digital business process seperti BRISPOT.
“Melalui seluruh strategi dan inisiatif tersebut serta didukung pengelolaan modal yang optimal, kami yakin BRI mampu mencapai visi untuk menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion di tahun 2025,” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu R.K, Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo dan Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto.
Editor : Zepi Al Ayubi