“Pendapatan bunganya digunakan untuk membiayai proses operasional BPR yang meliputi biaya tenaga kerja, tinjau lapangan, penagihan, dan lainnya,” katanya.
Sampai akhir Desember 2023, PT. BPR menyalurkan kredit kepada masyarakat dalam pengembangan usaha kecil dan mikro sebesar Rp21,45 miliar kepada 2.582 debitur.
Di antaranya meliputi sektor pertanian 59,30 persen, peternakan 27,53 persen, perdagangan 11,64 persen, perikanan 0,98 persen, lalu perindustrian 0,55 persen.
“Penyaluran kredit ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam meningkatkan pendapatan usahanya,” ujar Suprapto
Adapun soal tingkat kelancaran pengembalian kredit, dinilai lumayan bagus. Dari total pencairan Rp21,45 miliar, yang menunggak hingga akhir Januari 2024, hanya sebesar Rp462 juta. Atau sekitar 2,16 persen.
“Jumlah tunggakan itu relatif kecil. Tapi kami terus berupaya menurunkan jumlah tunggakan setiap bulan melalui penagihan rutin,” tambahnya.
Di samping itu, menurutnya, program ini jadi perhatian serius Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Banjarmasin terkait pengawasannya.
Juga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait teknis pelaksanaan. Dengan begitu, program ini tak dibiarkan berjalan sendiri.
“Masyarakat sangat antusias memanfaatkan program ini. Buktinya, banyak permohonan masuk ke kami,” ungkapnya.
Seiring waktu, program ini jadi salah satu komponen unggulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023.
Dengan begitu, program ini sejatinya berakhir. Tapi soal lanjut atau tidak, Pemda akan mengevaluasinya lagi. Kita lihat saja.
Reporter : Tung
Editor : Musa Bastara