JAYAPURA, Poros Kalimantan – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua mencatat, ada setidaknya 1.000 warga mengungsi akibat banjir di Kota Jayapura, Papua.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi BPBD Papua Jonathan Koirewoa dalam keterangan tertulisnya menerangkan, saat ini tim gabungan yang terdiri dari BPBD Papua, BPBD Kota Jayapura, Basarnas, TNI-Polri berupaya mengevakuasi dan memberikan penanganan darurat di lokasi.
“Hingga Jumat, sore kemarin, (7/1/2022), sedikitnya 1.000 warga mengungsi akibat kejadian ini,” ungkap nya pada Sabtu, (8/1/2022).
Untuk sementara, posko penanganan darurat didirikan di BPBD Kota Jayapura. Selain itu, tim juga telah membangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan warga terdampak maupun mereka yang mengungsi.
Adapun, kebutuhan mendesak saat ini meliputi bantuan logistik, peralatan dan personel.
“Kondisi banjir yang masih menggenangi Pasar Youtefa dengan tinggi muka air berkisar 3 meter dan beberapa titik longsor menjadi kendala tersendiri dalam melakukan penanganan darurat,” tambahnya.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, per Sabtu pagi, (8/1/2022), listrik yang sebelumnya padam kini sudah menyala kembali.
Selain itu, berdasarkan pemantauan visual di lapangan, beberapa titik banjir sudah mulai berangsur surut.
Sebelumnya, Jayapura terendam banjir akibat hujan deras yang turun sejak Kamis, (6/1/2022). Akibat banjir tersebut, terdata tujuh korban meninggal dunia.
Banjir menyebabkan pemukiman warga, sejumlah fasilitas umum, Rumah Sakit Marthen Indey, dan kompleks Kantor Gubernur Dok II Jayapura tergenang. Tinggi muka air sekitar 150 sampai 200 cm.